Puisi-Puisi Yang Tak Dipuisikan

Tempatnya Karya-Karya Sastra Puisi

Jumat, 02 Oktober 2015

Pembual

Sang pembual bercerita tentang eloknya purnama
Ia serupa matahari
Datang dari balik mega
Ia curi hatiku dengan sejuta pesona.
Lalu ia pangkas ranting jiwaku begitu saja
Aku tunduk,
Menyerah dihadapannya

Bogor, 27 September 2015

Diposting oleh catatanrediantara di 12.55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Cinta, Sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

catatanrediantara
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2018 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (3)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2015 (46)
    • ►  Desember (1)
    • ▼  Oktober (45)
      • Asap
      • Untukmu Yang Berbahagia
      • Tidak Lagi Cemburu
      • Kenangan Yang Tertinggal
      • Pengakuan
      • Hanya Kamu
      • Kutulis Namamu
      • Jarak
      • Arti Kesetiaan
      • Kesempurnaan Cinta
      • Sebab Cinta
      • Harapan Yang Menyakitkan
      • Kutitipkan Rindu
      • Lupa
      • Hatiku Seumpama Kapas
      • Luka
      • Kapan Giliranku?
      • Sajak Orang-orangan
      • Ratapan Sang Pendosa
      • Pesan Yang Belum Tersampaikan
      • Sepi Yang Sama
      • Nasihat Surgawi (Ibu)
      • Kata Tinggalah Kata
      • Musyawarah Kaum Pinggiran
      • Konyol
      • Siapa Dia?
      • Gembala Tikus
      • Kebebasan
      • Bahagia Bersama
      • Cinta Dibawah Cahaya
      • Pembual
      • Hilang
      • Liar
      • Aib
      • Mantra Pembangkit Jiwa
      • Kesaksian
      • Ramadhan
      • Takbir Cinta
      • Tuhan Yang Terlupakan
      • Kebenaran
      • Dirimu Yang Satu
      • Puing Kerinduan
      • Menerjemahkan Pelangi
      • Melukis Cinta
      • Rindu
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh merrymoonmary. Diberdayakan oleh Blogger.