Hujan pertama telah turun
Menyirami wajah bumi yang kerontang
Membasahi ladang ladang yang gersang
Juga membasuh dahaga kerinduanku padamu
Hujan pertama telah tumpah
Menusuk-nusuk dedaunan
Menikam bebatuan
Juga membasuh luka yang belum sempat mengering
Sayang, dimanakah kau kini?
Apakah engkau merasakan apa yang aku rasakan saat hujan pertama turun?
Ini bukan sajak tentang hujan,
Melainkan rintih kerinduan
Adakah engkau telah melupakan
Kebersamaan yang pernah kita rasakan
Di pojok sebuah ruangan
Di hujan pertama beberapa tahun silam
Kita pernah sama-sama menikmatinya
Kita pernah sama-sama merayakannya
Kita pernah sama-sama meresapinya
Di hujan pertama beberapa tahun silam
Dibawah temaram lampu-lampu
Kita pernah berbagi kenikmatan
Mencari surga kita berdua
Hanya berdua
Kita pernah merayakan cinta kita
Bergumul dengan peluh kita yang menyatu
Hanya berdua
Kita pernah meresapinya
Saat raga kita seolah menyatu
Hanya berdua
Masihkah kau ingat itu, sayang?
Pada hujan pertama beberapa tahun silam
Aku sudah lupa dengan suara hujan malam itu
Tapi, aku masih ingat desah nafasmu
Aku masih hafal eranganmu
Ini bukan sajak tentang hujan
Ini hanyalah tentang kenangan
Yang selalu kurindukan terulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar